Sabtu, 30 April 2011

who arctic monkey

Arctic Monkeys








oleh Rob Sheffield :
Sejarah rock penuh dengan momen-momen brilian. Chuck Berry punya ide menggabungkan country dengan blues. Bob Dylan membawa musik folk menjadi elektrik. Nikki Sixx menyadari bahwa lirik "Id say weve kicked some ass" dapat dibuat rima dengan "Id say were still kickin ass." Bagi Alex Turner dari Arctic Monkeys, ide cemerlangnya muncul di tahun 2005: Menjadi besar dengan berpikir kecil. Tulislah lagu-lagu Brit punk tentang kota membosankan yang mengurung kita, bar kecil yang susah dimasuki, gadis-gadis lokal yang ogah berdansa dengan kita. Begitu lagu-lagunya selesai dibuat, langsung dibagikan secara gratis di MySpace. Biarlah para penggemar menyebarluaskannya, tanpa harus melalui jalur promosi yang biasa. Jadilah sebuah sensasi global sebelum berusia 20 tahun. Bahkan Amerika merangkul band ini, walau tidak peduli apa arti "Mardy Bum".

Empat tahun telah berlalu sejak "I Bet You Look Good on the Dancefloor". Namun kesuksesan tidak membuat pandangan hidup Arctic Monkeys semakin cerah. Album ketiga mereka yang cemerlang penuh dengan observasi sinis Turner mengenai perilaku manusia – saat dia menatap mata kita dan berkata ketus, "What came first, the chicken or the dickhead?", itu bukan pujian. Spesialisasinya tetap adalah berpikir kecil, mengamati detail-detail seputar bagaimana orang-orang bekerja keras untuk mengacaukan kehidupan mereka. Kini dia bisa lebih mudah masuk ke bar, tapi dia terlalu banyak menghabiskan waktu di sana sehingga tidak menikmatinya. Wanita-wanita yang tidak menolaknya hanya membuatnya sedikit lebih seng-sara dibanding mereka yang menolaknya. Bahkan di saat dia menulis balada cinta megah seperti "Cornerstone", sebuah lirik romantis baginya adalah "I smelled her scent on the seat belt."


Band itu telah menjadi semakin berat, dengan mengambil inspirasi dari Black Sabbath, serta mendapat bobot tambahan dari Josh Homme, pentolan Queens of the Stone Age yang menjadi produser sebagai besar lagu ini di Gurun Mojave. Bottom end terasa lebih dahsyat, dengan banyak suara organ ala rumah hantu dan lengkingan gitar seperti lagu tema James Bond. Tempo-tempo menjadi semakin lambat; "Pretty Visitors" adalah satu-satunya lagu dengan irama punk khas mereka yang dulu. Tapi perbedaan terbesar adalah suara Turner yang semakin berat – kini dia menggunakan suara pelantun ironis yang telah menjadi sumber penghasilan bagi orang-orang cerdas asal Inggris Utara seperti Bryan Ferry, Morrissey dan Jarvis Cocker. Seperti dalam proyek sampingannya, The Last Shadow Puppets, Turner berlagak seperti penyanyi balada sensual pada lagu-lagu apik seperti "Crying Lightning", "Dance Little Liar" dan "Potion Approaching", dengan memperpanjang huruf hidup agar semakin menikmati lirik seperti "If I could be someone else for a week/Id spend it chasing after you."


Momen terbaik pada Humbug adalah "Cornerstone", sebuah balada ala Morrissey di mana dia tergopoh-gopoh dari satu bar ke bar lain, dan selalu bertemu dengan cewek-cewek yang mengingatkannya pada cewek yang dia ingin lupakan. Lagu ini mengingatkan pada lagu-lagu awal Arctic Monkeys, tapi lebih dewasa dengan kecerdasan pahit pada tiap bait: "I thought I saw you in the Rusty Hook/Huddled up in a wicker chair/I wandered over for a closer look/And kissed whoever was there." Dia belum pernah menulis lagu yang begitu memukul seperti ini; dia tidak bisa berpura-pura bahwa dia masih merupakan remaja resah yang berkeluyuran di kotanya, tapi dia juga tidak bisa berpura-pura bahwa kedewasaan telah memecahkan semua masalahnya. Semoga dia tetap sengsara seperti ini, setidaknya untuk beberapa album lagi.

Sejarah terbentuknya Arctic Monkeys adalah bukti dari dedikasi dan kerja keras. Jangan percaya apa kata media cetak - mereka tidak mendapat kejayaan dari media cetak atau media lain. Adalah bantuan dari fans dan talenta yang membawa mereka sampai tenar. Bagaimana band indie dari Sheffield ini bisa terkenal?

Semuanya bermulai dari hadiah gitar untuk Turner dan Cook pada perayaan natal 2001. Tahun 2002, mereka mulai berlatih dengan bassist Andy Nicholson dan drummer Matt Helders di garasi rumah Alex Turner dengan nama Bang Bang. Waktu itu, mereka hanya memainkan lagu-lagu dari Led Zeppelin dan menyanyi dengan aksen Amerika. Setelah bosan mengkover lagu-lagu orang lain, mereka mulai menulis lagu. Karena tidak ada yang mau menulis lirik, akhirnya Turner mendapat tugas menulis lagu, dan Bang Bang mengubah namanya menjadi Arctic Monkeys, yang oleh mereka dibuat karena Jamie Cook ingin berada dalam sebuah band yang bernama Arctic Monkeys. Saat ini, Alex dan Matt sudah bergabung dengan John McClure dalam sebuah band yang bernama Judan Suki, sekarang dikenal sebagai 1984.

"Membuat lirik itu sedikit sulit." ujar Alex. "Tidak ada yang mau mengaku bahwa mereka yang menulisnya, jadi kami meminta penyanyi lain untuk membuatnya. Tapi aku secara rahasia sudah menulis lirik sejak sekolah dan menikmatinya. Aku tidak pernah memberitahu orang, karena aku takut mereka mencemoohku!"






Alex Turner

Musim panas 2003 Arctic Monkeys mulai tampil di berbagai acara. Alex mengatakan ke Alan Smyth dari studio 2Fly bahwa dia memiliki band lain dengan Andy dan Jamie dan berencana untuk merekam beberapa lagu. Arctic Monkeys kemudian merekam 20 lagu dengan Alan Smyth dan menyelesaikannya tanggal 23 Oktober 2004.

Meski mereka sudah bersama sejak 2002, AM menginginkan yang terbaik untuk publik. Semua gig yang mereka adakan berlangsung di Sheffield sampai Oktober 2004. Pada setiap permainannya, Arctic Monkeys selalu memberikan CD gratis kepada semua yang menginginkannya. Dari sinilah, mereka mulai mendapat ketenaran.

Tidak lama setelah itu, lagu-lagu mereka mulai bertebaran di internet. Seorang fan dengan nick online "The Sheriff" menyebarkan lagu mereka di internet dan dari mulut ke mulut, nama Arctic Monkeys disebarkan.
Penonton mereka pun mulai merambah kalangan lain selain teman dekat mereka. Melihat kesempatan ini, Arctic Monkeys memutuskan untuk berkarir di dunia musik dan menandatangani kesepakatan dengan Domino Records pada Juni 2005.

Arctic Monkeys merupakan salah satu band yang memiliki peranan penting bagi kembalinya era kejayaan alternative rock Britania pada beberapa tahun belakangan ini. Kini kisah perjalanan mereka sudah tidak asing lagi. Kisah seorang Alex Turner, anak pasangan guru sekolah asal High Green, dekat Sheffield, yang membentuk band tersebut pada tahun 2002 bersama beberapa teman sekolahnya yaitu James Cook (gitar), Matt Helders (drums), dan Andy Nicholson (bass).
Tetapi anak-anak muda di Arctic Monkeys tidak terlalu khawatir akan penjualan rekaman mereka. Juga akan rekaman demo yang kerap mereka bagi ke teman-teman dan juga para penggemar di saat pertunjukkan yang lalu dengan aktifnya disebar antar mereka di dunia maya. Gaung mereka tumbuh secara alami, dan pada saat band tersebut digaet Domino Records pada bulan Juni 2005, lagu-lagu andalan mereka seperti “I Bet You Look Good on the Dancefloor”, “When the Sun Goes Down”, “Mardy Bum”, dan “A Certain Romance” menjadi lagu kebangsaan banyak orang.
Publik penikmat musik dikagetkan oleh kekuatan lagu-lagu mereka, yang diujung tombaki oleh lirik-lirik realisme sosial yang nyeleneh dari Alex Turner, dan juga kuatnya intensitas pertunjukkan-pertunjukkan live mereka. Ketika akhirnya dirilis pada bulan Januari 2006, debut album mereka Whatever People Say I Am, That’s What I’m Not langsung meledak. Menelurkan dua single nomor wahid dan juga menjadi rekaman debut dengan penjualan tercepat dalam sejarah tangga rekaman Britania Raya. Album tersebut dengan mudahnya memuncaki polling-polling akhir tahun di berbagai macam media cetak ternama seperti NME. The Guardian, hingga The Sun. Dan sebagai puncaknya, pada bulan Februari 2007 mereka meraih dua Brit Award.
Setelah itu mereka mengurung diri dari dunia luar untuk mencoba konsentrasi pada album kedua yang akan mereka rekam di London. Pengalaman tersebut membawa mereka merengkuh alur kota tersebut, berjalan-jalan, menjalani hidup, dan bahkan sedikit berpesta. “Saya pikir anda benar-benar dapat mendengarnya pada suara snare drum saya!” canda Matt Helders yang ternyata memang tidak bisa berbohong untuk hal itu.

Perubahan besar lainnya dalam kerangka Arctic Monkeys adalah hadirnya seorang teman lama yang bernama Nick O’Malley sebagai pemain bass. O’Malley bergabung sejak pertengahan tahun lalu untuk menggantikan Andy Nicholson. “Saya mengenal mereka semua sejak saya berumur 10 tahun,” ujar Nick tentang teman-teman di band barunya. “Kami semua tinggal di daerah yang sama, jadi itu tidaklah seperti memasuki sebuah band yang tak saya kenal sama sekali. Sangatlah menyenangkan!”
Favourite Worst Nightmare adalah aksi kedua dalam kisah Arctic Monkeys. Sebuah perjalanan super cepat penuh warna melalui musik punk yang gila dan juga irama kepahlawanan lantai dansa yang penuh gitar. Begitu cepat dan benar-benar keras. Sebuah keriuhan brilian yang menjadi bukti bahwa Arctic Monkeys tidak hanya menawarkan lagu-lagu pop belaka. Setidaknya secara musical ia meneruskan lagu-lagu terakhir yang mereka karang untuk album Whatever…; “View from the Afternoon,” “From the Ritz to the Rubble,” dan “Vampires.” Konsep akan sebuah rekaman yang cepat dan menghentak selalu menjadi bagian dari rencana. Mereka memang memiliki lagu-lagu yang lambat, tetapi sebagaimana yang Alex Turner jelaskan,”Lagu-lagu tersebut kurang asik untuk dibawakan. Maka kami lebih memilih mengerjakan lagu-lagu yang memang asik. Kami tidak terlalu ingin lagu-lagu kami menunjukkan ‘kedewasaan’.”
Arctic Monkeys memutuskan untuk mulai mengerjakan album ketiga mereka setelah menyadari bahwa mereka rindu untuk menghabiskan waktu bersama-sama. Band asli Sheffield ini mengumumkan bahwa mereka akan kembali masuk studio awal bulan ini. Beberapa hari sebelumnya mereka bertemu di festival Glastonbury di mana frontman Alex Turner manggung bersama dengan The Last Shadow Puppets. Sebuah sumber berkata pada The Sun, "Mereka tidak tinggal berdekatan lagi seperti dulu. Alex tinggal di London dengan istrinya Alexa Chung, sementara Jamie Cook menghabiskan banyak waktunya di Sheffield. "Namun saat mereka bertemu kembali di Glasto, mereka sadar bahwa mereka merindukan satu sama lain sebagai sebuah band. Mereka menikmati waktu yang menyenangkan dan memutuskan untuk memulai album baru secepatnya. Mereka sudah punya banyak lagu dan banyak ide. Sekarang saatnya menyelesaikannya." Album kedua Arctic Monkeys, FAVORITE WORST NIGHTMARE menggebrak menjadi debut nomer satu mereka saat dirilis April 2007 yang lalu.


Selasa, 26 April 2011

PENGARUH MUZIK DALAM KEHIDUPAN

PENGARUH MUZIK DALAM KEHIDUPAN

Apakah muzik pilihan wanita ni?

Apakah pandangan orang lain terhadap muzik yang anda dengar? Adakah rakan-rakan atau keluarga anda kisah tentang selera muzik anda? Menurut pandangan ahli psikologi kita boleh merungkaikan dengan kuat dan tepat mengenai personaliti seseorang terutamanya remaja menerusi muzik pilihan mereka.


Umumnya, muzik berperanan bukan sahaja sebagai pembentuk penampilan fizikal seseorang malah turut mempengaruhi inter-personal seorang individu itu. Lebih tepat, sebagai pengukir identiti.


Teori psikologi turut menyatakan muzik adalah markers yang merujuk kepada setiap karekter yang ada dalam personaliti seseorang. Hujah ini dikuatkan dengan kajian yang dijalankan. Kita dapat lihat, diet stabil muzik yang rancak menjadikan seseorang itu lincah, pendedahan berterusan kepada muzik klasikal pula membuatkan seseorang itu bijak.


Tidak dapat disangkal, biarpun anda seorang yang lincah, bijak pandai, gembira atau sedih akan mendapati diri anda tidak dapat lari dari muzik yang berkait rapat dengan siapa diri anda sebenarnya. Pemilihan muzik anda jika diperhatikan dengan betul, adalah sebagaimana pilihan anda dalam mencari pakaian, buku, filem, rakan atau sukan!


Apakah tanggapan aku terhadap muzik? Bagi aku muzik adalah sejenis tenaga yang dijadikan tuhan untuk santapan rohaniah. Muzik datang dari ilham semata-mata, maknanya salah satu nikmat hiburan yang dikurnia oleh tuhan. Desiran angin pun boleh jadi muzik bagi orang yang memahaminya.

Sabtu, 23 April 2011

DISPOSISI: PEMIKIRAN TENTANG CINTA DAN KERUSUHAN



N. Commaneci

“Itulah yang biasanya merupakan esensi dari pembentukan kerumunan… untuk menemukan sebuah sinyal umum yang membuat setiap orang yakin bahwa, bila dia bertindak atasnya, dia tidak akan bertindak sendirian.”
—Thomas Schelling, The Strategy of Conflict (1960)

Kami memutuskan untuk mengajukan beberapa pertanyaan singkat tentang cinta dan kerusuhan bukan hanya sebagai jalan untuk memahami kekurangan sistem-sistem politik liberal, tetapi juga untuk mencari pemecahan dari kebuntuan sistem politik tersebut serta untuk menemukan kembali unsur-unsur afektif yang telah terlupakan (seperti kemarahan, hasrat, dan sebagainya) yang membuat sebuah perlawanan menjadi mungkin dan dapat dikomunikasikan. Politik liberal telah menghindari dan menghilangkan sesuatu yang esensial dari perang yang tengah berkecamuk.

Dalam cinta, sebagaimana halnya dalam kerusuhan, selalu ada sesuatu yang luput dari pemikiran politik klasik. Berdasarkan pembawaan mereka, ledakan ini tidak jauh-jauh dari ide-ide tentang keadilan, persaudaraan dan kesetaraan. Seperti virus, mereka selalu membuka sesuatu yang bisa dikomunikasikan dan bersifat terpadu. Kami tertarik untuk memperhebat kondisi-kondisi untuk komunikasi tersebut: memahami disposisinya.

Disposisi adalah persiapan, kecenderungan atau kesiapan untuk bertindak dengan cara tertentu dalam kondisi-kondisi tertentu. Dalam bahasa Latin, disposisi memiliki akar etimologis dari kata affection (affectionem), yang berarti kecenderungan, pengaruh, perasaan yang menetap/permanen, dan kata dasar (affect—dari afficere) yang berarti “melakukan sesuatu atau bertindak atas dasar suatu hal”.

Disposisi selalu memiliki dua sisi. Pada satu sisi adalah keberadaan disposisi (yang mungkin tidak terlihat ) dan di sisi lainnya adalah manifestasinya. Sebagai contoh, sebuah elektron memiliki muatan elektrik minimal yang seringkali dideskripsikan sebagai “tersembunyi”. Kita butuh melakukan sesuatu yang sangat spesial untuk melihatnya benar-benar ada. Seseorang mungkin berkata bahwa dengan eksperimen yang tepat, muatan tersebut akan nampak dengan sendirinya.

Seperti halnya cinta, kerusuhan terkadang akan menjadi suatu hal yang mengejutkan kita ketika kita berada dalam kondisi yang tidak siap. Dan adalah sesuatu yang sia-sia untuk mengatakan bahwa kita dapat mempersiapkan sebuah kerusuhan, meskipun setidaknya kita dapat bersiap-siap untuk kerusuhan: dengan melakukan apa yang diperlukan untuk membantu menyalakan api, untuk melepaskan muatan.

Kadang-kadang kita terdesak untuk masuk ke dalam sebuah permainan, di antara pilihan untuk melakukan kerusuhan atau mencintai. Ketika situasi telah memuncak selalu muncullah sebuah pertanyan mengenai disposisi etis—kita dipaksa untuk bertindak berdasarkan disposisi kita, atau kembali, atau melarikan diri. Karena jika kamu tidak bermain, kamu tak akan mendapatkan kemenangan.

Sebuah disposisi terhadap cinta, sebagaimana terhadap kerusuhan, memungkinkan kita untuk merebut situasi. Seperti misalnya, kita berpikir ada sebuah ikatan langsung antara hubungan-hubungan yang menentukan bagaimana kita hidup dan mengorganisir diri, serta disposisi kita terhadap kerusuhan; cara-cara kita mengorganisir diri dan hubungan kita dengan ide-ide komunisme. Hal ini tidak hanya lahir dari kemarahan kita terhadap arogansi kekuasaan, tetapi juga melalui cara-cara kita hidup bersama. Inilah model yang menumbuhkan disposisi kita, serta kesiapan kita untuk melakukan serangan.

Seperti dasar semua hasrat manusia, cinta dan kerusuhan yang terjadi selalu merupakan permasalahan dalam hubungan di antara setiap individu. Sebuah kerusuhan selalu membutuhkan kerumunan, seperti halnya seorang kekasih selalu membutuhkan orang yang dikasihinya. Dan lebih jauh lagi, kerusuhan hanya akan terwujud apabila ada kepercayaan yang cukup bahwa orang-orang lain juga akan melakukan kerusuhan. Haruslah ada sekumpulan orang-orang yang memiliki disposisi terhadap kerusuhan, dan mereka juga haruslah percaya bahwa orang-orang lain yang berada di dalam kerumunan itu juga sama-sama memiliki hasrat untuk melakukan kerusuhan. Seperti halnya cinta, ini adalah sebuah keyakinan yang dapat menular. Ciuman pertama yang gugup, atau jendela pertama yang hancur, “bukanlah merupakan sinyal yang memberitahukan kepada seseorang tentang apa yang harus dilakukan. Mereka adalah sinyal yang memberitahukan seseorang apa yang orang-orang lain mungkin lakukan.”

Mengapa Unsur Afektif Berkurang?

Tak satu pun dari apa yang kita pertahankan dalam keseragaman berada di luar perang yang tengah berkecamuk, bukti yang terbanyak adalah melalui pembuatan kebijakan dan pengaturan terhadap tubuh, etos/semangat dan emosi yang kita miliki. Kehidupan politik, telah direduksi menjadi permasalahan pengaturan sehingga berubah menjadi sesuatu yang menentang kekuatan yang tersisa; yang membuat kita mengesampingkan cinta, mencampuradukkan politik dengan persahabatan dan seni, menjadi terpisah dari ruang untuk menyebarkan gairah. Politik telah mengalami pengaburan makna.

Depolitisasi terhadap kehidupan kita ini telah menegasikan pembangunan etika kolektif untuk mendukung pengaturan mekanikal sistem politik. Affinitas dipandang hanya sebagai masalah pribadi dalam kehidupan kita, sementara kehidupan pribadi kita telah secara total didepolitisir. Ini adalah bagian yang esensial dari ideologi liberal. Apa yang nampak secara jelas dan benar-benar diinginkan dalam kehidupan pribadi kita, apa yang dibutuhkan dan apa yang kemudian dianggap sebagai sebuah kebenaran yang bersifat intim, dijauhkan dari segala kemungkinan untuk membentuk organisasi politik. Kehidupan pribadi dikondisikan agar berada dalam ruang-ruang produksi, dan pengambilan keputusan dialihkan dari keberadaan masalah-masalah politik. Semua pertanyaan lain hanya akan menjadi sebuah selingan dalam interaksi kita dengan teman sekamar kita selama makan malam santai setelah rapat “pengorganisiran” pekerja.

Bentuk-bentuk affinitas telah terabaikan menjadi sebuah gaya hidup: tak lebih dan tak kurang.

Mereka yang memutuskan untuk menjalani kehidupan “alternatif” seringkali mudah terisolir dari pengalaman-pengalaman “alternatif” yang mereka alami, cenderung hidup berdampingan dengan sistem kapitalisme. Upaya untuk hidup secara kolektif dan kecenderungan terhadap utopia hedonistik serta berbagai bentuk gaya hidup yang penuh petualangan menukarkan strategi-strategi ofensif menjadi getaran-getaran yang menyenangkan. Walaupun bila mereka berhasil dalam mengaktualisasikan kehidupan individualnya, mereka mengabaikan usaha-usaha yang kongkrit untuk mengkomunikasikan hal tersebut.

Selalu akan ada sebuah momen, dalam sebuah perjalanan individual ataupun dalam selubung sebuah komunitas ketika pertanyaan-pertanyaan menantang muncul dari dunia luar. Berhadapan dengan keniscayaan pertemuan politik dengan orang-orang lain di dunia, posisi yang tepat haruslah diambil. Jarak dari permasalahan-permasalahan dunia tak pernah menjadi sebuah keputusan yang netral. Keselamatan pribadi cenderung identik dengan disasosiasi dan pengkhianatan. Kita tak bisa menjustifikasi kecurigaan terhadap semua pihak yang mengikuti aspirasi tersebut. Tetapi kita harus tidak mempercayai aspirasi ini sebagai sebuah eksistensi fundamental yang telah ditakdirkan. Kisah ini telah mendapat dukungan. Ini merupakan kisah kaum liberal mulai dari Locke ke Thoreau hingga Smith. Mereka adalah para individu yang berjuang dalam proses individualisasi. Komunisme tak pernah menjadi tujuan akhir mereka. Dunia mereka hanyalah sebuah pulau kecil yang menyediakan segala macam kenyamanan. Mereka mengabaikan perang kelas demi melayani keserakahan mereka sendiri.

Mengubah model akses dan akumulasi dari individual tak akan bisa mengubah model yang lebih luas dari produksi dan eksploitasi. Koneksi politik kita dengan affinitas, kesia-siaan strategi dan hanya dipertahankan oleh penghidupan, telah dikosongkan oleh konten politik.

Penderitaan yang diakibatkan oleh liberalisme atas hidup kita tidak akan terurai di toilet kering komune di dalam hutan.

Kembali Pada Disposisi

Menghubungkan kembali disposisi terhadap cinta dengan disposisi terhadap kerusuhan berarti menghubungkan kembali affinitas dan mempengaruhinya dengan kehidupan politik. Kita tak bisa memisahkan apa yang kita inginkan dari apa yang kemudian kita lawan. Pada satu sisi terdapat apa yang hendak kita bangun (berbagi pemanfaatan dunia, komunisasi) dan pada sisi yang lain terdapat sesuatu yang kita ingin musnahkan (para bos, penjara, perbatasan, polisi, patriarki dan negara). Konstruksi dan destruksi merupakan dua gerakan yang memiliki impuls yang sama. Hal ini merupakan pengembangan disposisi yang berdasarkan pada kekuatan emosi yang telah melampaui pemikiran.

Pembangunan posisi etika kolektif kita mengharuskan kita untuk pertama-tama memahami basis dari hubungan kita: “apa yang kuat dan apa yang tidak kita ingin serahkan dalam kondisi apa pun”. Pusat fokus: sebuah simpul. Posisi etika dan politis kita tidak bisa digabungkan sebagai sebuah kekuatan material apabila kita mengindari membangun disposisi kolektif.

Isnin, 18 April 2011

layuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu...........

Melayu jangan terus layu


Kenapa Melayu Tak Segar?
sebab melayu tak suka berfikir.
malas nak guna otak kanan dan kiri
suka tengok cerita hantu
kekasihku seru,tower 13,jangan tegur lagi menjadi kegemaran
waktu maghrib dah tunggu depan tv
melayu rajin bergosip sana sini
kutuk orang ni kutuk orang sana
bukan nak nasihat tapi mengata
tambah2 dosa dan buat dosa kering

melayu suka hiburan
ada af ada malaysian idol
terlebih kuantiti artis melayu
qari dan qariah susah nak jumpa
topup rm60 nak sms undi mila
tabung anak2 yatim dan tabung masjid taknak plak topup
not seringgit pun dah ketar tangan
sibuk cerita artis kawin datuk
apa kena mengena dengan korang?
tak payah nak serabut kepala
dikatakan miskin marah plak
padahal pakai tak cukup kain
dedah sana ketat sini
nampak tahi lalat kat dada
body pun apa kurangya
kadang2 mengalahkan j.lo
dikatakan berasal dari timur
penuh adab,sopan-santun dan lemah-lembut
merdeka sudah 52tahun
kenyataannya masih lagi terjajah
betul melayu mudah lupa?
melayu suka enjoy2
“asalkan bahagia,ada fulus”
saudara kat palestin tak pernah hirau
hari ni makan kfc, esok Mc d
saudara kat Palestin 3 hari tak makan
best dapat tidur lena ada air-cond
saudara kat Palestin tak dapat tidur kerana ketakutan
anak Melayu main game counter strike
anak Palestin main baling2 batu
melayu sanggup mati anak
asalkan adat terjaga
padahal ada adat yg bertentangan agama
tak senang hati jumpa bomoh
minta pelaris nak maju
santau saudara sendiri
cucuk kat hidung cucuk kat pipi
macam2 ilmu
last2 bomoh yang kaya, diri yang merana
suka berlagak dan bermegah
nak jadi datin nak jadi dato
happy go lucky anak jadi artis
sampai jiran sebelah pun dah tak kenal
apa faedahnya?
dapat dosa lagi ada la
happy anak dapat 21A spm xpa la jugak
melayu memang terer
merokok no1
merempit no2
no3 meragut
membuang masa menjadi hobi
suka releks2
bangun tidur pukul 11pagi
sambil mengeliat dan menguap “hmm..malasnya hari ni”
baik hati melayu
berikan peluang pekerjaan kpd org luar
kenapa tak mahu bekerja?
tunggu emas jatuh dari langit?
melayu memang kuat dan berani
ada gengster badan besar
bermegah ada geng ramai
“kalau berani kacau la line kami”
padahal satu agama,satu bangsa dan 1malaysia
kenapa boleh jadi lawan?
kan lebih baik teman tapi mesra rakyat
ramai juga kat disko
release tension katanya
tu cara terbaik
nak lupakan masalah keluarga,kewangan dan masalah kat pejabat
ramai jugak kat lorong haji taib
kesian haji taib nama dia jugak yg busuk
umur 15tahun dah syok2 bercinta
pmr pun belum ambik lagi
pegang tangan perkara biasa
tak tahu malu mungkin kot?
ramai melayu malam 14februari,malam merdeka dan malam tahun baru
hasilnya boleh tengok 9 bulan kemudian
masa tu nangis tak cukup tisu
makayah tak cukup kain tutup muka
ada gak 2bulan tak keluar rumah
lain yang diharap lain yang dapat
tak sejuk perut ibu mengandung
tapi bukan salah ibu megandung
dimana melayu pada hari Jumaat pukul 1.20pm
ada di rumah mimpi jadi kaya
ada di pejabat kerana letih
ada di shopping kompleks jalan2
pun ada enak menjamu selera di restoran mamak seksyen 16
bukan mimpi tapi kenyataan
solat jemaah di surau pusat serenti makin bertambah jemaahnya
solat jemaah di masjid dua saf pun tak sampai
politik melayu ada kat mana2
pejabat,rumah,atas jalan raya dan kat toilet apa kurangnya
lepas tu mula la game
hina-menghina,maki-memaki,tipu-menipu
memang betul lidah tak bertulang
jangan salahkan lidah
Nak Salah Siapa Melayu terus melayu?
Ibubapa,cikgu2,ketua kampung atau perdana menteri?
ataupun polis diraja malaysia dan tok kadi?
tepuk dada tanya iman
bila nak insaf?
bila nak sedar?
bila nak taubat?
jangan tunggu Malaysia turun salji
jangan tunggu selat melaka terbelah dua

sy pn mse je...

Isnin, 11 April 2011

Penyakit Local Band and Crowd Zaman Sekarang

Penyakit Pertama-Band Datang lambat

ni aku rasa semua org tau penyakit ni...aku xtau lah ape yang band2 local ni bebal sgt...kt flyers gig star pkul 1 or pkul 2..ko dtg lah awal sial...ape ko ni bodoh ke ape xpndai tgk jam...sb band2 yg bodoh ni lah yg bajet roxstar...gig start lmbt..crowd yg dtg pun terpksa tggu korg...ko br main kt semenanjung msia..dah jd cmni..sabah sarawak ko x smpai g...ini kan pulak kat US to hah..kalo slot ko start lmbt ke..xpe lah nk dtg lmbt..atlest ko on time pun ok lah...ni yg slot awal2 ni...salu yg slot awal2 ni band2 sampah je yg kena bg men awal...ko tu dah tau band ko tu sampah je...org dah bg peluang main kat gig...main je lah...dtg lah awal bodoh...

amek ko..ni lah ko yg suka dtg lambt..


Penyakit Kedua-Sibuk nak tune atas stage berejam2

kenape ko xnk tune awal2...x ke mende tu boleh jimatkan masa ko atas stage nnti..crowd yg tggu pun xda lah tnsion sgt...sb kan korg lah yg x prepare..band2 yg after ko...tpksa men 3 lagu je lah..2 lagu lah...sb nk organiser nk habiskan cepat...dah lepas tune atas stage tu selama 3 tahun..br lah ko nak main 1st song...dah main tu...bunyi amp humming gler babi nak mampus plak tu...aku pijak konek ko nnti br tau..


Penyakit Ketiga-tukar2 slot

ble dah dpt slot...nak tukar2 plak..bandmate dah ckup tu...xnk men awal lah...sb bandmate x datang...padahal xnk men sb crowd blum dtg time awal2...crowd xda pun...ko main je lah...ape function ko nak wat band...ko nak market je kan?..bek ko main cam spoon tu ke...sting tu ke...ko jadi mawi..xpun aril af...hahahhaha...aril af...ko cam die kot...kalo ko gler sgt nak market main kat gig..kalo ko btol2 hebat...org akan dtg tgk ko...bukan ko yg terhegeh2 cr crowd...bodoh...gmbr kat bawah ni cam ko x..hahahha

Banyak lagi penyakit local band ni...aku mls nak tulis lagi..aku bg list je lah...yg paling top tu kat atas..

Penyakit Band:
-lepas main trus chow..pantat ko
-suka pinjam barang2 org..contoh:gitar,bass,cymbals..brg die ada..tp xnk guna..
-suka mintak payment..dah roxstar xpe..ko ni br main 2 gig..dah blagak
-main cam kayu
-etc...

Ahad, 10 April 2011

THE THINGS YOU SHOULD KNOW ABOUT UNDERGROUND CULTURE

THE THINGS YOU SHOULD KNOW ABOUT UNDERGROUND CULTURE


Mod Culture
Berawal dari sekelompok remaja di London pada tahun 1958 yang terobsesi pada berbagai gaya fashion dan musik yang baru pada masa itu, seperti Italian suits yang berpotongan slim-cut, musik Jazz, serta R&B (rhythm and blues). Bicara tentang Mod berarti bicara mengenai fashion. Jas, celana panjang berpotongan lurus, dan pointed shoes merupakan barang wajib bagi para pria, sementara para wanita mendandani dirinya dengan gaya yang boyish dengan riasan mata yang gelap dan rambut pendek untuk memberi kesan unisex. Baik pria maupun wanita, keduanya sama-sama mengendarai scooter Vesta dan Lambretta yang semakin mencerminkan gaya mereka yang snobbish dan phoney. The Mods were definitely complete followers of the latest fashion.


Hippie Culture
Hippie atau hippy merupakan sebutan untuk sebuah kaum yang mulai terbentuk di Amerika Serikat pada awal tahun 1960, dan resmi menjadi sebuah grup sosial pada tahun 1965. Pada awalnya kaum hippie adalah bagian dari youth movement yang terdiri atas kaum muda berkulit putih yang menganut tradisi Bohemians dan beatniks. Hippies (sebutan untuk kaum hippie) mengkritik kaum menengah ke atas, menentang senjata nuklir, beberapa di antaranya menganut sexual liberation, vegetarian, eco-friendly, dan identik dengan obat-obatan yang psychedelic. Mereka menjadikan seni alternatif, teater jalanan, musik folk dan psychedelic rock sebagai bagian dari gaya hidupnya, sekaligus sebagai media untuk mengekspresikan suara mereka mengenai berbagai isu sosial.


Punk-Rock
Punk Rock adalah sebutan untuk jenis musik sekaligus pergerakan anti Rock yang timbul pada pertengahan tahun 1970′an. Eksis sebelum kehadiran Protopunk, Punk Rock berkembang antara tahun 1974 hingga 1977 di Amerika Serikat, Inggris, dan Australia, yaitu negara-negara di mana Ramones, Sex Pistols, dan The Clash dianggap sebagai pergerakan musikal yang baru. Band-band Punk Rock merupakan ‘pelarian’ dari musik Rock mainstream yang ada pada masa itu, yaitu identik dengan musik-musik yang pendek, kencang, dan terkadang disertai dengan lirik-lirik yang berbau protes maupun politik. Subkultur ini menjadi ekspresi atas pemberontakan kaum muda, gaya berpakaian, dan attitude DIY (do it yourself). Kini Punk Rock tidak lagi bernuansa underground seperti dulu, dan telah berkembang menjadi Alternative Rock.


Techno
Merupakan singkatan dari kata technology, Techno adalah salah satu bentuk musik electronic dance yang berawal di Eropa Barat pada akhir tahun 1970′an, dan berikutnya dikembangkan di Detroit dan Michigan pada tahun 1980′an. Dengan mendapatkan pengaruh dari musik Chicago House, Electro, New Wave, Funk, dan bunyi-bunyian futuristik, Techno banyak menggunakan elemen perkusi dan bunyi-bunyian elektronik namun dengan jumlah melodi yang minimal. Walaupun berawal dari underground scene, Techno memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan musik mainstream Eropa yang bernuansa disco-pop.


Underground Hip Hop
Underground Hip Hop atau disebut juga Alternative Hip Hop atau Alternative Rap dapat diartikan sebagai aliran Hip Hop yang menolak berbagai stereotype musik rap, misalnya gangsta, funk, bass, hardcore, dan party rap. Mereka juga membuat aliran ini semakin blur dengan memasukan berbagai elemen seperti pop/rock, jazz, soul, reggae, bahkan folk. Beberapa rap acts yang masuk dalam kategori ini antara lain Jurrasic 5, Company Flow, Black Star, Mos Def, dan Pharoahe Monch, yang dianggap mementingkan hal-hal lain diluar dari penjualan album.


Metal
Metal atau Heavy Metal dulunya lebih ditujukan bagi pendengar yang underground, karena yang kita kenal sekarang telah masuk kategori mainstream. Berkembang pada akhir tahun 1960′an dan awal 1970′an, dengan akar dari Blues-Rock dan Psychedelic Rock, aliran musik ini dipenuhi dengan elemen-elemen yang ditimbulkan dari gitar, drum, dan distorsi. Nama-nama band seperti Led Zeppelin, Black Sabbath, dan Deep Purple memang memiliki pengikut yang terbanyak, mereka juga seringkali menuai kritik karena dianggap mulai meninggalkan jiwa underground yang seharusnya.


8 Bit
Anda mungkin tidak terlalu familiar dengan namanya, tapi Anda pasti akrab dengan suara-suara pada analog video games di era Nintendo dan Sega. Ya, itulah musik 8 bit, atau dikenal juga dengan sebutan bit music, chip tunes, ataupun bit pop. Curah Melodi Mandiri adalah salah dari beberapa pengusung musik 8 bit yang dibuat menjadi bernuansa Rock, Pop, bahkan Electro. Ajang Pesta Mikro yang digelar di Jakarta baru-baru ini merupakan wadah bersifat underground yang menyatukan berbagai jenis musik ini menjadi sebuah suguhan party yang seru. Musik inilah yang nantinya akan menjadi trend yang meramaikan kancah musik lokal, khususnya dance scene.


Indie
Indie alias independent adalah lebih dari sekedar jenis musik. Merupakan suatu scene yang di dalamnya terdapat musisi, fanzine, venue, dan hal-hal lainnya. Dalam indie scene sendiri ada berbagai jenis musik yang berbeda, karena aliran musik indie berbeda dari musik-musik mainstream, dan biasanya ditolak oleh label-label besar karena musiknya dianggap berbeda dan bukan konsumsi publik. Nirvana bisa dikatakan sebagai band indie pertama yang mendunia karena bergabung dengan major label, dan menyuguhkan warna yang baru lewat hits-hitsnya.
Di Indonesia, indie scene mulai nampak di permukaan sejak PAS band dari Bandung merilis sendiri albumnya secara independen dan laku keras. Kemudian diikuti dengan kehadiran band-band indie lainnya seperti Puppen, Pure Saturday, Cherry Bombshell, Koil, Rumah Sakit, dan banyak lagi. Sekarang scene ini diramaikan oleh nama-nama seperti Goodnight Electric dan White Shoes And The Couples Company yang juga berangkat dari semangat indie, walaupun kini popularitas mereka jauh melebihi musisi indie pada umumnya.





Website
Berterimakasihlah pada teknologi yang telah memudahkan aksi kita dalam melancarkan aksi underground. Salah satu wujud yang paling nyata adalah internet dan website yang mendorong munculnya berbagai wadah dalam bentuk website seperti Myspace, Multiply, dan Deviant Art. Bayangkan saja, dengan media yang terhitung gratis, siapa pun dapat mempromosikan dan berbagi hasil karya seperti desain, fotografi, musik, video, dan sebagainya.
Deviant Art yang memiliki motto “when art meets application” digemari oleh mereka yang suka berkutat akan fotografi, seni, dan aplikasi, maupun perpaduan antara semuanya itu. Sementara Multiply dan Myspace sangat berjasa akan berkembangnya indie scene dan berbagai jenis musik baru di seluruh dunia, karena melalui media ini para musisi baru dapat mempromosikan audio dan video terbaru mereka, dan para pendengarnya dapat mencari dan menikmatinya secara gratis. Benar-benar suatu fenomena underground yang baru.


Rave Scene
Rave atau rave party adalah sebutan untuk dance event yang menghadirkan DJ dengan berbagai jenis musik elektronik, sudah dikenal sejak tahun 1980′an. Rave party yang sesungguhnya benar-benar bersifat underground dan diasosiasikan sebagai party yang ilegal, digelar di tempat-tempat yang tidak umum, dan ditujukan bagi sekelompok komunitas tertentu. Persis seperti yang ditonjolkan dalam film Groove di tahun 2000. Sedangkan rave scene lokal telah mengalami sedikit pergeseran arti, karena rave party yang kita kenal di sini lebih bersifat komersil. Tidak lagi underground, karena lebih terfokus pada line up DJ dan musik itu sendiri.


Graffiti
Bicara mengenai underground scene tidak akan lengkap tanpa membicarakan urban culture, yang di dalamnya terdapat istilah graffiti yang masuk dalam kategori urban art. Tidak ada yang mengetahui secara jelas kapan seni yang satu ini berawal, yang pasti graffiti telah ada sejak masa pemerintahan kerajaan Roma, yang berkembang menjadi modern graffii seperti yang kita kenal saat ini. Di beberapa negara graffiti merupakan hal yang melanggar hukum, sedangkan di Indonesia belum jelas pasal-pasal mengenai hal yang satu ini.


Parkour
Ingat film Yamakasi? Olah raga itulah yang disebut dengan parkour. Olah raga yang disebut-sebut sebagai underground sport ini merupakan perpaduan antara bela diri, gymnastic, dan sedikit nuansa militer. David Belle, penciptanya, merupakan bagian dari sekelompok anak muda yang merasa bingung dengan kehidupan yang monoton sepulang sekolah. Sehingga David Belle dan salah seorang temannya mulai mencari sebuah permainan baru yang sensaional, dan akhirnya mereka membuat atraksi yang menarik perhatian. Kaki pun menginjak segala permukaan mulai dari dinding, pagar, jalan, jembatan, dan di mana saja tanpa peduli dengan keadaan yang ada disekitar mereka. Akhirnya terciptalah free running atau parkour, sedangkan yang memainkannya dinamakan parkourer.




Underground Race
Namanya saja balap liar, sampai kapan pun hal ini akan terus bersifat underground. Walaupun telah ada sejak dulu, balap liar telah mengalami berbagai perkembangan seiring dengan perkembangan zaman. Mulai dari mobil-mobilnya hingga jalan yang digunakan. Di awal tahun 1990′an dulu, “kelompok” balap liar biasa didominasi oleh mobil-mobil standar seperti Honda Civic dan Toyota Starlet, sedangkan sekarang adalah eranya mobil-mobil mewah seperti Nissan Skyline yang mendominasi. Dan kalau dulu lebih sering digelar di jalan-jalan besar, sekarang balap liar telah beralih ke jalan tol!


Underground Film
Yaitu film-film yang berada di luar genre, gaya, ataupun financing yang mainstream. Istilah ini lahir pada tahun 1957, yaitu hasil karya dari mereka yang anti akan film-film Hollywood. Pada akhir 1950′an istilah film underground mulai digunakan untuk film-film indie yang marak di San Fransisco, California, dan New York. Pada tahun 1990′an istilah ini pun berkembang menjadi “underground cinema”, yaitu untuk mendefinisikan film-film dengan transgressive art dan budget yang super rendah. Semangat underground film atau underground cinema akhirnya menghasilkan berbagai underground film festival seperti New York Underground Film Festival, Chicago Underground Film Festival, Toronto’s Images Festival, dan sebagainya. Di Indonesia, walaupun belum memiliki underground film festival, saat ini telah ada banyak sekali film-maker dan komunitasnya yang senantiasa memproduksi film-film underground atau indie.


Local Clothing
Local clothing boleh jadi merupakan salah satu bisnis yang cukup marak dan masuk dalam kategori hal yang mainstream. Namun perlu dicatat bahwa perkembangan local clothing berawal dari pergerakan underground, di mana local clothing dibangun bersamaan dengan indie scene. Dengan jumlah produksi yang minim, desain yang orisinal, bahan yang berkualitas, serta konsep dan sistem penjualan yang tergolong underground. Nama-nama seperti Airplane, Monik, dan Ouval merupakan beberapa nama yang meramaikan scene ini pada awalnya. Outlet untuk mendistribusikan koleksi local clothing disebut distro. Namun kini istilah distro mulai ditinggalkan dikarenakan banyaknya koleksi distro yang berkualitas rendah karena sekedar ikut-ikutan. Sampai akhirnya scene ini berkembang dan dikenal dengan sebutan streetwear, dan beberapa di antaranya bahkan berinovasi dengan melakukan kolaborasi antara desainer.


Underground Community
Sebagian besar kreativitas yang bersifat underground bisa dikatakan selalu dijalankan secara berkelompok. Karena itulah hal-hal underground selalu identik dengan komunitas. Secara global, ada banyak sekali jenis-jenis komunitas underground yang ada. Sedangkan saat ini di Indonesia sendiri, komunitas-komunitas underground terdiri atas mereka yang bergerak dalam bidang urban art (graffiti dan para bomber-nya), komunitas-komunitas pembuat komik yang selalu menjual hasil karya mereka secara independen, dan sebagainya.


Underground Places
Harus diakui bahwa di sini tidak begitu banyak tempat-tempat underground seperti di luar sana. Karena kebanyakan tempat-tempat yang masuk dalam kategori underground di sini lebih berupa private club yang dikhususkan bagi anggotanya, club-club untuk party yang buka sampai larut (bahkan sampai berhari-hari), serta tempat-tempat karaoke yang fungsinya dialihkan menjadi private room untuk menggelar room session (yang dalam hal ini tergolong sebagai private party). Hal yang disebutkan terakhir termasuk yang paling marak akhir-akhir ini, mengingat semakin banyak orang orang yang menginginkan suasana yang private untuk party. Akhirnya, beberapa tempat karaoke pun telah menyediakan berbagai fasilitas untuk mereka yang sebenarnya sama sekali tidak melakukan aktivitas karaoke di dalamnya.